Posting cerpen nih. . . .
Ini cerita yang kubuat waktu kelas 7 dulu. Sebenarnya cerepn ini dibuat untuk tugas hehe. Karena latar tempatnya harus dari Bengkulu, saat membuatnya aku lebih mudah membayangkannya. Kuharap kalian menyukainya ^^.
Antara
Aku dan Dia
Oleh: Nora
Seperti pagi hari yang biasanya, di
sekolah siswa siswi pasti akan mengobrol dengan sahabat-sahabatnya, bercanda
tawa, dan melakukan hal-hal yang lain. Begitu pula Selena, ia melakukan hal
yang sama. Hanya saja, ada sesuatu yang mengganjal perasaan dan pikirannya.
Sesuatu itu seperti pertanda.
Bel tanda akhir sekolah telah
menyelamatkan Selena. Semua perasaan negatif akibat kejadian selama satu hari
ini membuatnya ingin mengangis. Mungkin hari ini hari tersial baginya.
Para siswa dan siswi memenuhi jalan
menuju gerbang sekolah. Mereka ingin segera pulang dan melakukan aktivitas yang
dapat membuat mereka lepas dari
kepenatan saat belajar. Tak terkecuali Selena, ia segera berjalan dengan cepat
menuju tempat biasa ia menunggu angkot. BRUK,
Badan yang tinggi, rambut keemasan
yang tertimpa cahaya matahari yang begitu berkilauan, kulit yang putih, serta
bola mata biru laut bagaikan batu sapphire yang membuat Selena seperti tersedot
dalam dunia keindahan bola mata itu.
“I’m sorry but it’s you false.”
Kata-kata dari pria itu membuat pipi Selena yang semula merona menjadi merah.
Dengan sekuat tenaga Selena lari dan meninggalkan pria yang berteriak untuk
memanggilnya. Dalam benaknya ia berencana akan tidur hingga adzan berkumandang
untuk melepaskan pikiran-pikiran yang hampir membuatnya gila.
BRAK, BLAM, BRUK, suara itu membuat
ibu tahu bahwa Selena sudah ada dikamarnya. Mengetahui itu sang ibu segera
menghampiri Selena di kamarnya.
“Sel bisa bantu ibu?”
“Bantu apa ma?”
“Tolong antarkan biskuit coklat yang
baru saja ibu buat ke rumah Angel. Ibunya Angel yang sedang hamil ingin sekali
memakan biskuit coklat, jadi ibu membuatkannya. Bisakan Sel?”
“Tentu ma.”
“Terima kasih sayang.”
Setelah ibunya pergi meninggalkan
kamar, Selena segera bergegas mengganti seragam sekolahnya yang sudah kusut dan
bersiap diri. Rencananya untuk tidur diganti dengan curhat sama Angel. Dengan
segera Selena menuruni tangga di depan
kamarnya, kemudian berlari menuju dapur dan mengambil biskuit coklat yang
terbungkus oleh plastik dengan dengan corak bunga-bunga berwarna kuning itu.
***
Seperti biasanya Selena menghampiri
Angel setelah kekasihnya Justin yang mengantarkannya pergi. ‘Perfect Couple’
itulah julukan untuk Angel dan Justin. Mereka berdua pasangan yang sangat
hebat. Selena dan Angel mulai curhat tentang teman, cinta, bahkan tentang
keluarga.
“Sel kamu sakit?”
“Nggak kok. Cuma kurang enak badan
aja.”
“Beneran?”
“Iya” jawab Selena dengan senyum,
padahal ia merasakan degup jantung yang sakit menyakitkan. Perasaan itu
membuatnya tak ingin melakukan apapun kecuali memegangi dadanya untuk
mengurangi rasa sakit.
“Beneran nih Sel kamu gak apa-apa?”
“Kan sudah aku bilang tadi, gak
apa-apa kok.”
“Ya udah deh terserah kamu aja. Eh
Bu Maria udah datang tuh, aku tinggal ya.”
“Ya.”
Bu Maria, guru yang masih dibilang
cukup muda namun jiwa kepemimpinannya sungguh patut di puji. Di beri kesempatan
menjadi wali kelas saja, ia dapat membuat kelas yang sangat kompak dan menyenangkan.
Guru yang mengajar mata pelajaran Biologi itu juga merupakan wali kelas Selena
dan Angel.
“Selamat pagi, apa kabar kalian?”
“Baik bu.”
“Kalau baik berarti kalian sehat dan
untuk mensyukurinya mari kita berdoa dan tersenyum.”
Semua siswa yang mendengar nasihat
itu segera mempraktikkannya. Sebagian berdoa sambil bermain-main dan sebagian
unjuk gigi. Sedangkan para siswi tertawa melihat tingkah para siswa.
“Sudah cukup, Nanti dikira orang
gila lho! Dan Adam, Rangga, Jhon, serta
Raffi kalau berdoa jangan main-main!”
“Iya bu maafkan kami.”
“Baiklah ibu maafkan. Untuk hari ini
permintaan ibu kalian harus senyum pada teman baru kalian” Kata Bu Maria
menenangkan.
“Siapa bu? Anak baru ya? Cowok atau
cewek? Cakep gak?” semua siswa dan siswi sibuk melontarkan Pertanyaan kepada Bu
Maria.
“Ibu jangan keroyok gitu dong.
Daripada kalian bertanya sama ibu mending kalian lihat aja langsung orangnya.
Ah itu dia, sepertinya sudah selesai dengan kepala sekolah. Hei ayo masuk!”
ajak Bu Maria.
Secara serentak semua siswi dalam
kelas tersebut berteriak histeris. Sedangkan para siswa merasa sedikit kecewa.
“Silahkan perkenalkan dirimu.”
“Terima kasih. Hi nama saya Gray
Walker. Saya harap teman-teman sekalian berkenan untuk membantu saya.”
Perkenalan singkat itu membuat semuanya terdiam dan bingung.
“Gray ini keturunan dari Swiss,
namun ibunya asli orang Indonesia khususnya Bengkulu. Usahanya untuk belajar
bahasa indonesia dalam waktu singkat patut dihargai. Maka dari itu kalian harus
baik-baik padanya. Jangan dijahili!”
“Baik bu.”
“SELENA!!”
“I-i-iya bu ada apa?”
“Dari tadi kamu bengong saja. Oh ya
iya, Selena Nanti kamu pandu Gray keliling sekolah ya.”
“Gray?”
“Ini anak baru kelas kita.”
“Ah kamu kan yang kemaren? Kok bisa
ada di sini? Kenapa dia pakai seragam kita? Mau ngapain dia di sini? Mau
memata-matai ya?”
Semuanya hanya dapat bengong melihat
Selena. Mereka tak mempunyai komentar karena begitu kaget. Selena yang juga
sudah sadar sepenuhnya menjadi malu dan ikut terdiam.
“Bukan Selena, ia hanya jadi teman
baru di kelas ini bukannya mata-mata.”
“Aku menolak pandu Gray keliling
sekolah.”
“Harus.”
“Kalah deh, ya udah aku terima.”
Setelah cukup lama ia berfikir
akhirnya ia menjadi merasa sangat malu. Ia merasa bahwa karena Gray ia harus
menanggung malu seperti tadi. Belum lagi ia harus jadi pusat perhatian saat
istirahat nanti. Ini bukan di Bali, tapi ini di Bengkulu. Tidak banyak bule
yang ada di sini. Pasti akan ada gosip-gosip yang bermunculan nanti. Memikirkannya
saja sudah membuat Selena pusing apalagi menghadapinya langsung. Untung Angel
mau mendengarkan Selena.
***
Tepat dengan dugaan Selena,
gosip-gosip sudah pada menyebar. Dari mulai gosip mereka pacaran hingga gosip
mereka musuhan dibicarakan di seluruh sekolah. Selena harus pura-pura tidak
mendengarnya, karena itu ia pergi menjauh dari kelas dan pergi gerbang belakang
sekolah.
Tanpa di duga ia melihat Gray sedang
berbicara dengan seorang wanita. Rambut yang panjang dan hitam, bola mata yang
coklat, dan warna kulit kuning langsat wanita itu membuat Selena terpesona.
Wanita itu cantik, anggun, dan sangat sopan. Ia berbicara dengan Gray dengan
muka yang sedih dan galau. Semula Selena tak ingin ikut campur, tapi rasa ingin
tahunya lebih besar. Dengan sembunyi-sembunyi ia berusaha untuk mendengar
percakapan kedua orang itu. Walaupun tahu bahwa keberadaannya disadari Gray,
Selena tetap melihat mereka.
Istirahat pertama sekolah para siswi
yang tergabung dalam grup fans Grayz menghampiri Selena. Mereka tidak terima
dengan gosip hubungan mereka berdua. Selena juga sangat kaget karena dalam
waktu satu hari Gray sudah memiliki fans grup, bahkan lebih hebat dari grup
fansnya Justin.
“Kamu jangan sok dong.
Mentang-mentang deket ama Gray.” Kata salah satu dari mereka yang sepertinya
ketua grup.
“Maaf tapi aku juga gak senang.”
“Jangan sombong kamu.”
“Hei! Kalian jahui Selena.” Pinta
Angel ketika melihat sahabatnya di ganggu.
“Sudah Jell, tenang.”
“Sok baik kamu, dasar wanita tak tau
diri.”
Mendengar itu Selena langsung naik
pitam.
“Hei kalian semua! Aku gak suka
kayak gini. Aku juga baru kenal sama Gray, kalian sendiri kan yang buat gosip
yang aneh-aneh? Lagian apa bagusnya cowok kayak gitu? Tadi aja dia buat wanita
mengangis. Emang..”
Selena yang sadar kehadiran Gray
membatalkan ucapannya. Wajah pria itu mengkerut. Suasana menjadi sangat tenang
karena tak ada yang berani mengucapkan sesuatu. Mereka takut akan memperburuk
keadaan.
***
Perasaan bersalah terus mengganggu
pikiran Selena. Akhirnya atas saran dari sang ibu Selena mengajak Angel untuk
menonton di bioskop. Bersama Angel dan Andi pembantu yang memaksa ikut mereka
nonton dan makan di Solaria. Kebenaran pada akhirnya pasti akan terungkap. Di
hari di mana Selena ingin menenangkan diri ini membuat hati Angel sakit. Ia
mengetahui bahwa kekasihnya Justin telah berselingkuh. Istilah 'Perfect couple' tak dapat
di pakai lagi. Andi yang tampaknya sudah lama menyukai Angel melindungi Angel dari tamparan Diana. Angel yang tersakiti pun lari dan Andi segera mengejarnya.
Sebagai sahabat Selena dapat
merasakan perasaan sahabatnya itu. Walau hanya melihat sahabatnya menangis dan pergi meninggalkannya, Selena merasa sangat kesal. Rasa kecewa dan tak terima sahabatnya tersakiti itu Selena
salurkan melalui tamparan. Diana selingkuhan Justin yang marah karena
kekasihnya ditampar juga balas menampar Selena. Tepat sebelum tangan itu
menyentuh pipi Selena, sesosok pria menghentikannya. Pria tinggi itu Gray.
Diana merasa malu sekaligus kagum dengan wajah Gray.
Tanpa banyak bicara Gray menarik
tangan Selena dan membawanya ke pantai panjang. Dalam benaknya, Selena merasa Gray adalah kesatria yang hebat. Dan betapa kagetnya saat menyadari kejadian Angel dan Andi mirip dengan kejadian antara Selena dan Gray. Angin di pantai sungguh
menenangkan. Selena merasa inilah saat yang tepat untuk meminta maaf. Gray
memaafkannya dengan tulus. Suasana diantara mereka sangat baik dan damai.
Mereka banyak bercerita dan bercanda tawa.
I Love You, I Love You, I Wanna be
Your Girlfriend suara nada dering handphone Selena berbunyi. Sms dari Angel
membuatnya tersenyum sangat bahagia.
***
“Ma gaun ini cocok gak?”
“Kayaknya kurang sesuai dengan
pestanya.”
“Jadi gimana ma?”
“Pakai gaun biru yang baru dibeli
kemaren aja.”
“Oh iya, makasih ma.”
“Wah, wah akhirnya Selena sadar akan
perasaannya. Pasti karena anak itu.” Kata ibu setelah Selena pergi ke kamarnya
untuk mengganti pakaian dan melihat Gray yang sedang duduk di ruang tamu.
Pesta jadiaannya Angel sangat
meriah. Pastinya Angel sangat senang dengan kehadiran Andi disebelahnya. Dari sekian banyak orang di pesta tersebut
tampak seorang gadis bergaun merah glamour dan tersenyum dengan sangat bahagia,
yang tak lain Angel.
“Selamat ya Jell.”
“Makasih ya Sel, untung kamu ngajak
aku nonton kalau Nggak pasti aku gak bakalan tahu kenyataan itu. Selain itu
sebenarnya aku juga udah lama suka ama Andi.”
“Aku sudah tahu kok, sahabat baikmu
ini selalu memperhatikanmu.”
“Wah, Wah, Tuan Putri Selena memang hebat hahaha. Hhhm makasih Sel, beruntung aku punya
sahabat kayak kamu. Eh! Tumben-tumbenan kalian berdua nggak berantem. Malahan akrab banget
sampe pergi bareng.”
“Ah itu kami sudah baikan, ya kan
Gray?”
“Tentu saja.”
Pesta dimulai. Panggung cinta Angel
dan Andi sungguh berkilauan. Semua sahabat baik Angel dan Andi ikut bahagia,
termasuk Selena.
“Mereka seperti malaikat.”
“Iya” Jawab Gray
“Aku juga ingin merasakan cinta
seperti itu.”
“Kalau begitu sama saya saja,
Bagaimana?”
“Apa? Bercandamu Nggak lucu.” Kata Selena smbil menahan
tawa.
“Saya tidak bercanda.”
“Gombal.”
Kata-kata yang keluar dari mulut
Gray membuat Selena ingin tertawa karena logatnya dan membuat Selena merona.
Dan mulai saat itu semua bagian dari Gray membuat jantung Selena berdebar.
FIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar