Jumat, 07 September 2012

[Cerpen] Antara Aku dan Dia

Hiaa X3
Posting cerpen nih. . . .
Ini cerita yang kubuat waktu kelas 7 dulu. Sebenarnya cerepn ini dibuat untuk tugas hehe. Karena latar tempatnya harus dari Bengkulu, saat membuatnya aku lebih mudah membayangkannya. Kuharap kalian menyukainya ^^.


Antara Aku dan Dia
Oleh: Nora

            Seperti pagi hari yang biasanya, di sekolah siswa siswi pasti akan mengobrol dengan sahabat-sahabatnya, bercanda tawa, dan melakukan hal-hal yang lain. Begitu pula Selena, ia melakukan hal yang sama. Hanya saja, ada sesuatu yang mengganjal perasaan dan pikirannya. Sesuatu itu seperti pertanda.
            Bel tanda akhir sekolah telah menyelamatkan Selena. Semua perasaan negatif akibat kejadian selama satu hari ini membuatnya ingin mengangis. Mungkin hari ini hari tersial baginya.
            Para siswa dan siswi memenuhi jalan menuju gerbang sekolah. Mereka ingin segera pulang dan melakukan aktivitas yang dapat membuat mereka  lepas dari kepenatan saat belajar. Tak terkecuali Selena, ia segera berjalan dengan cepat menuju tempat biasa ia menunggu angkot. BRUK,
            “Hei kalau jalan lihat-lihat dong!!”
            Badan yang tinggi, rambut keemasan yang tertimpa cahaya matahari yang begitu berkilauan, kulit yang putih, serta bola mata biru laut bagaikan batu sapphire yang membuat Selena seperti tersedot dalam dunia keindahan bola mata itu.
            “I’m sorry but it’s you false.” Kata-kata dari pria itu membuat pipi Selena yang semula merona menjadi merah. Dengan sekuat tenaga Selena lari dan meninggalkan pria yang berteriak untuk memanggilnya. Dalam benaknya ia berencana akan tidur hingga adzan berkumandang untuk melepaskan pikiran-pikiran yang hampir membuatnya gila.
            BRAK, BLAM, BRUK, suara itu membuat ibu tahu bahwa Selena sudah ada dikamarnya. Mengetahui itu sang ibu segera menghampiri Selena di kamarnya.
            “Sel bisa bantu ibu?”
            “Bantu apa ma?”
            “Tolong antarkan biskuit coklat yang baru saja ibu buat ke rumah Angel. Ibunya Angel yang sedang hamil ingin sekali memakan biskuit coklat, jadi ibu membuatkannya. Bisakan Sel?”
            “Tentu ma.”
            “Terima kasih sayang.”
            Setelah ibunya pergi meninggalkan kamar, Selena segera bergegas mengganti seragam sekolahnya yang sudah kusut dan bersiap diri. Rencananya untuk tidur diganti dengan curhat sama Angel. Dengan segera Selena menuruni tangga  di depan kamarnya, kemudian berlari menuju dapur dan mengambil biskuit coklat yang terbungkus oleh plastik dengan dengan corak bunga-bunga berwarna kuning itu.
***
            Seperti biasanya Selena menghampiri Angel setelah kekasihnya Justin yang mengantarkannya pergi. ‘Perfect Couple’ itulah julukan untuk Angel dan Justin. Mereka berdua pasangan yang sangat hebat. Selena dan Angel mulai curhat tentang teman, cinta, bahkan tentang keluarga.
            “Sel kamu sakit?”
            “Nggak kok. Cuma kurang enak badan aja.”
            “Beneran?”
            “Iya” jawab Selena dengan senyum, padahal ia merasakan degup jantung yang sakit menyakitkan. Perasaan itu membuatnya tak ingin melakukan apapun kecuali memegangi dadanya untuk mengurangi rasa sakit.
            “Beneran nih Sel kamu gak apa-apa?”
            “Kan sudah aku bilang tadi, gak apa-apa kok.”
            “Ya udah deh terserah kamu aja. Eh Bu Maria udah datang tuh, aku tinggal ya.”
            “Ya.”
            Bu Maria, guru yang masih dibilang cukup muda namun jiwa kepemimpinannya sungguh patut di puji. Di beri kesempatan menjadi wali kelas saja, ia dapat membuat kelas yang sangat kompak dan menyenangkan. Guru yang mengajar mata pelajaran Biologi itu juga merupakan wali kelas Selena dan Angel.
            “Selamat pagi, apa kabar kalian?”
            “Baik bu.”
            “Kalau baik berarti kalian sehat dan untuk mensyukurinya mari kita berdoa dan tersenyum.”
            Semua siswa yang mendengar nasihat itu segera mempraktikkannya. Sebagian berdoa sambil bermain-main dan sebagian unjuk gigi. Sedangkan para siswi tertawa melihat tingkah para siswa.
            “Sudah cukup, Nanti dikira orang gila lho! Dan Adam, Rangga, Jhon, serta Raffi kalau berdoa jangan main-main!”
            “Iya bu maafkan kami.”
            “Baiklah ibu maafkan. Untuk hari ini permintaan ibu kalian harus senyum pada teman baru kalian” Kata Bu Maria menenangkan.
            “Siapa bu? Anak baru ya? Cowok atau cewek? Cakep gak?” semua siswa dan siswi sibuk melontarkan Pertanyaan kepada Bu Maria.
            “Ibu jangan keroyok gitu dong. Daripada kalian bertanya sama ibu mending kalian lihat aja langsung orangnya. Ah itu dia, sepertinya sudah selesai dengan kepala sekolah. Hei ayo masuk!” ajak Bu Maria.
            Secara serentak semua siswi dalam kelas tersebut berteriak histeris. Sedangkan para siswa merasa sedikit kecewa.
            “Silahkan perkenalkan dirimu.”
            “Terima kasih. Hi nama saya Gray Walker. Saya harap teman-teman sekalian berkenan untuk membantu saya.” Perkenalan singkat itu membuat semuanya terdiam dan bingung.
            “Gray ini keturunan dari Swiss, namun ibunya asli orang Indonesia khususnya Bengkulu. Usahanya untuk belajar bahasa indonesia dalam waktu singkat patut dihargai. Maka dari itu kalian harus baik-baik padanya. Jangan dijahili!”
            “Baik bu.”
            “SELENA!!”
            “I-i-iya bu ada apa?”
            “Dari tadi kamu bengong saja. Oh ya iya, Selena Nanti kamu pandu Gray keliling sekolah ya.”
            “Gray?”
            “Ini anak baru kelas kita.”
            “Ah kamu kan yang kemaren? Kok bisa ada di sini? Kenapa dia pakai seragam kita? Mau ngapain dia di sini? Mau memata-matai ya?”
            Semuanya hanya dapat bengong melihat Selena. Mereka tak mempunyai komentar karena begitu kaget. Selena yang juga sudah sadar sepenuhnya menjadi malu dan ikut terdiam.
            “Bukan Selena, ia hanya jadi teman baru di kelas ini bukannya mata-mata.”
            “Aku menolak pandu Gray keliling sekolah.”
            “Harus.”
            “Kalah deh, ya udah aku terima.”
            Setelah cukup lama ia berfikir akhirnya ia menjadi merasa sangat malu. Ia merasa bahwa karena Gray ia harus menanggung malu seperti tadi. Belum lagi ia harus jadi pusat perhatian saat istirahat nanti. Ini bukan di Bali, tapi ini di Bengkulu. Tidak banyak bule yang ada di sini. Pasti akan ada gosip-gosip yang bermunculan nanti. Memikirkannya saja sudah membuat Selena pusing apalagi menghadapinya langsung. Untung Angel mau mendengarkan Selena.
***
            Tepat dengan dugaan Selena, gosip-gosip sudah pada menyebar. Dari mulai gosip mereka pacaran hingga gosip mereka musuhan dibicarakan di seluruh sekolah. Selena harus pura-pura tidak mendengarnya, karena itu ia pergi menjauh dari kelas dan pergi gerbang belakang sekolah.
            Tanpa di duga ia melihat Gray sedang berbicara dengan seorang wanita. Rambut yang panjang dan hitam, bola mata yang coklat, dan warna kulit kuning langsat wanita itu membuat Selena terpesona. Wanita itu cantik, anggun, dan sangat sopan. Ia berbicara dengan Gray dengan muka yang sedih dan galau. Semula Selena tak ingin ikut campur, tapi rasa ingin tahunya lebih besar. Dengan sembunyi-sembunyi ia berusaha untuk mendengar percakapan kedua orang itu. Walaupun tahu bahwa keberadaannya disadari Gray, Selena tetap melihat mereka.
            Istirahat pertama sekolah para siswi yang tergabung dalam grup fans Grayz menghampiri Selena. Mereka tidak terima dengan gosip hubungan mereka berdua. Selena juga sangat kaget karena dalam waktu satu hari Gray sudah memiliki fans grup, bahkan lebih hebat dari grup fansnya Justin.
            “Kamu jangan sok dong. Mentang-mentang deket ama Gray.” Kata salah satu dari mereka yang sepertinya ketua grup.
            “Maaf tapi aku juga gak senang.”
            “Jangan sombong kamu.”
            “Hei! Kalian jahui Selena.” Pinta Angel ketika melihat sahabatnya di ganggu.
            “Sudah Jell, tenang.”
            “Sok baik kamu, dasar wanita tak tau diri.”
            Mendengar itu Selena langsung naik pitam.
            “Hei kalian semua! Aku gak suka kayak gini. Aku juga baru kenal sama Gray, kalian sendiri kan yang buat gosip yang aneh-aneh? Lagian apa bagusnya cowok kayak gitu? Tadi aja dia buat wanita mengangis. Emang..”
            Selena yang sadar kehadiran Gray membatalkan ucapannya. Wajah pria itu mengkerut. Suasana menjadi sangat tenang karena tak ada yang berani mengucapkan sesuatu. Mereka takut akan memperburuk keadaan.
***
            Perasaan bersalah terus mengganggu pikiran Selena. Akhirnya atas saran dari sang ibu Selena mengajak Angel untuk menonton di bioskop. Bersama Angel dan Andi pembantu yang memaksa ikut mereka nonton dan makan di Solaria. Kebenaran pada akhirnya pasti akan terungkap. Di hari di mana Selena ingin menenangkan diri ini membuat hati Angel sakit. Ia mengetahui bahwa kekasihnya Justin telah berselingkuh. Istilah 'Perfect couple' tak dapat di pakai lagi. Andi yang tampaknya sudah lama menyukai Angel melindungi Angel dari tamparan Diana. Angel yang tersakiti pun lari dan Andi segera mengejarnya.
            Sebagai sahabat Selena dapat merasakan perasaan sahabatnya itu. Walau hanya melihat sahabatnya menangis dan pergi meninggalkannya, Selena merasa sangat kesal. Rasa kecewa dan tak terima sahabatnya tersakiti itu Selena salurkan melalui tamparan. Diana selingkuhan Justin yang marah karena kekasihnya ditampar juga balas menampar Selena. Tepat sebelum tangan itu menyentuh pipi Selena, sesosok pria menghentikannya. Pria tinggi itu Gray. Diana merasa malu sekaligus kagum dengan wajah Gray.
            Tanpa banyak bicara Gray menarik tangan Selena dan membawanya ke pantai panjang. Dalam benaknya, Selena merasa Gray adalah kesatria yang hebat. Dan betapa kagetnya saat menyadari kejadian Angel dan Andi mirip dengan kejadian antara Selena dan Gray.  Angin di pantai sungguh menenangkan. Selena merasa inilah saat yang tepat untuk meminta maaf. Gray memaafkannya dengan tulus. Suasana diantara mereka sangat baik dan damai. Mereka banyak bercerita dan bercanda tawa.
            I Love You, I Love You, I Wanna be Your Girlfriend suara nada dering handphone Selena berbunyi. Sms dari Angel membuatnya tersenyum sangat bahagia.
***
            “Ma gaun ini cocok gak?”
            “Kayaknya kurang sesuai dengan pestanya.”
            “Jadi gimana ma?”
            “Pakai gaun biru yang baru dibeli kemaren aja.”
            “Oh iya, makasih ma.”
            “Wah, wah akhirnya Selena sadar akan perasaannya. Pasti karena anak itu.” Kata ibu setelah Selena pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan melihat Gray yang sedang duduk di ruang tamu.
            Pesta jadiaannya Angel sangat meriah. Pastinya Angel sangat senang dengan kehadiran Andi disebelahnya.  Dari sekian banyak orang di pesta tersebut tampak seorang gadis bergaun merah glamour dan tersenyum dengan sangat bahagia, yang tak lain Angel.
            “Selamat ya Jell.”
            “Makasih ya Sel, untung kamu ngajak aku nonton kalau Nggak pasti aku gak bakalan tahu kenyataan itu. Selain itu sebenarnya aku juga udah lama suka ama Andi.”
            “Aku sudah tahu kok, sahabat baikmu ini selalu memperhatikanmu.”
            “Wah, Wah, Tuan Putri Selena memang hebat hahaha. Hhhm makasih Sel, beruntung aku punya sahabat kayak kamu. Eh! Tumben-tumbenan kalian berdua nggak berantem. Malahan akrab banget sampe pergi bareng.”
            “Ah itu kami sudah baikan, ya kan Gray?”
            “Tentu saja.”
            Pesta dimulai. Panggung cinta Angel dan Andi sungguh berkilauan. Semua sahabat baik Angel dan Andi ikut bahagia, termasuk Selena.
            “Mereka seperti malaikat.”
            “Iya” Jawab Gray
            “Aku juga ingin merasakan cinta seperti itu.”
            “Kalau begitu sama saya saja, Bagaimana?”
            “Apa? Bercandamu Nggak lucu.” Kata Selena smbil menahan tawa.
            “Saya tidak bercanda.”
            “Gombal.”
            Kata-kata yang keluar dari mulut Gray membuat Selena ingin tertawa karena logatnya dan membuat Selena merona. Dan mulai saat itu semua bagian dari Gray membuat jantung Selena berdebar.

FIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar